Home Blog Udang sebagai Komoditas Strategis Indonesia pada 2014 hp slider | Indonesia Udang sebagai Komoditas Strategis Indonesia pada 2014 InCorp Editorial Team 11 Februari 2023 3 minute reading time Table of Contents Udang sebagai Komoditas Potensial di Indonesia Keuntungan Budidaya Udang di Indonesia Udang sebagai Komoditas Potensial di Indonesia Udang adalah komoditas utama dalam industri akuakultur karena mereka berada dalam permintaan tinggi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Baru-baru ini, permintaan untuk udang dari Indonesia telah meningkat secara signifikan. Dalam 6 bulan pertama 2013, ekspor mencapai US $ 1970000000, dimana udang menyumbang 36,7% atau US $ 723.600.000. Ini adalah peningkatan yang positif karena Indonesia tidak memiliki masalah dengan Kematian Dini Syndrome (EMS), yang melanda petani udang di negara produsen lain seperti Thailand, Malaysia dan Vietnam. Hal ini juga mendorong masuk pasar ke Indonesia untuk produk udang. Indonesia memiliki potensi besar dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya, khususnya di Asia Tenggara. Area budidaya total 1,2 juta ha, memiliki potensi yang efektif untuk budaya udang ± 773.000 hektar. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah mengoptimalkan potensi pertanian udang menjadi berkelanjutan, yang mendorong peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Di antara proyek, program percontohan dari kolam peternakan yang dilakukan pada tahun 2012 di enam kabupaten di pantai utara Jawa Barat dan Banten terus pada tahun 2013 di 28 kabupaten, termasuk Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, Sumatera Utara dan Lampung. Program pertanian merupakan upaya untuk menghidupkan kembali gairah bangsa untuk budidaya udang. Keuntungan Budidaya Udang di Indonesia Budidaya udang masa depan memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi kompetitif di pasar global, karena Indonesia tidak menghadapi tuduhan subsidi atau dumping. Berdasarkan hasil penyelidikan dari Countervailing Duty (CVD), penyebab AS Departemen tindakan Perdagangan terhadap impor udang beku dari Indonesia tidak terbukti. Selain itu, pelaksanaan Rencana Pengendalian Residu Nasional tahunan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia telah membuat udang produk bebas residu, dan sanksi CD 220 diangkat oleh Komisi Uni Eropa. Meningkatnya permintaan untuk udang juga disertai dengan kenaikan harga. Ini adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat udang kultivator, terutama untuk meningkatkan produksi dengan memaksimalkan penggunaan akuakultur. keunggulan produk Lrawn membutuhkan investasi asing langsung untuk meningkatkan kapasitas produksi udang. Kendala pada budidaya udang Indonesia dan solusi penyelesaian Terkait dengan pengembangan industri udang, KKP telah direvitalisasi kolam dengan meningkatkan infrastruktur di saluran primer, sekunder dan tersier, serta menjamin pasokan air, yang diharapkan dapat mengoptimalkan daerah pertanian udang dan meningkatkan produktivitas. KKP telah memelihara dan meningkatkan kerjasama lintas sektor. Kontribusi juga dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional terkait dengan Sertifikasi pembudidaya Land, PT, PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk mendukung pasokan listrik, Kementerian Pekerjaan Umum terkait dengan dukungan infrastruktur, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait untuk bahan bakar dukungan energi, perbankan terkait dengan rencana keuangan dukungan, mitra, investor, serta pemerintah daerah. Peningkatan produksi udang memberikan pendapatan asing tambahan dari ekspor udang. Pertumbuhan ekonomi pada awal ekspansi pasar di Indonesia untuk produk udang disertai dengan peningkatan lapangan kerja di sektor perikanan. Setiap hektar lahan udang dapat menyerap lebih dari tiga pekerja. Dengan budidaya subsektor dapat dilihat sebagai barometer utama untuk pengembangan perikanan nasional. Read Full Bio Pandu Biasramadhan Senior Consulting Manager at InCorp Indonesia An expert for more than 10 years, Pandu Biasramadhan, has an extensive background in providing top-quality and comprehensive business solutions for enterprises in Indonesia and managing regional partnership channels across Southeast Asia.